Dara
muda dari Bandung ini masih sangat belia, baru 20 tahun. Ia adalah pemilik
bisnis kaos kaki yang sukses, dengan brand VoriaSocks.
Kebetulan
dara muda ini juga bening (seperti yang bisa Anda lihat dalam fotonya).
Kisah
usaha Sita (nama panggilannya) dimulai dari rasa sakit hati karena diledek oleh
teman-teman SMAnya. Ceritanya saat itu dilakukan tes IQ di sekolahnya. Ternyata
skor IQ hanya 90-an, jauh dibawah rata-rata, sedikit lagi masuk kategori idiot.
Sejumlah
temannya meledek dia. “Kamu tidak akan bisa sukses Sita, karena IQ-mu jongkok”.
Begitu ledek teman-temanya sambil tertawa terbahak.
Hati
Sita terluka. Ia acap menangis sendirian di kamarnya, sembari mengenang ledekan
dan cibiran temannya yang menyakitkan hati.
Sita
lalu bertekad untuk membuktikan prasangka yang salah itu. Meski IQ-nya
pas-pasan, Sita yakin tetap bisa meraih sukses.
Dan
Sita percaya dengan pepatah lama ini : Massive Success is the Best Revenge.
Benar,
sebab cara terbaik untuk membalas cibiran orang lain yang meremehkan potensi
dirimu adalah bukan dengan emosi dan kemarahan. Namun dengan prestasi dan
sukses yang luar biasa.
Begitulah,
Sita lalu memulai usahanya. Ia pertama kali memulai bisnisnya dengan bisnis
kuliner. Alhamdulilah, semuanya gagal.
Ya
paling epik adalah saat ia merintis usaha kuliner ayam goreng dengan merk “Ayam
Rusak”. Ia beri logo usahanya dengan gambar ayam yang diperban kepala dan
kakinya.
Sial,
usaha itu juga gagal dan logo ayam diperban justru membawa karma. Sita
kecelakaan saat mengurus usaha ini; dan sekujur wajah dan kakinya diperban
penuh luka. Persis dengan gambar ayam diperban dalam logonya.
Ia
mengenang dengan senyum pahit : hati-hati bikin logo mas. Bisa membawa karma.
#NotedMbak
Namun
jalan rezeki acap datang dari arah yang tak terduga-duga. Saat jalan-jalan di
Pasar Baru Bandung ia melihat kaos kaki dengan motif cantik yang dijual dengan
harga 45 ribu per lusin. Ia langsung borong kaos kaki itu, dan punya feeling :
produk ini pasti laku kalau aku jual kembali.
See.
Action bisnis acap hanya diputuskan dalam sekejap, dengan intuisi dan
keberanian. Bukan dengan dipikir dan dianalisa terus menerus tapi no actions.
Sita
lalu memasang dan menjual kaos itu di akun instragram. Feeling Sita benar, kaos
kaki itu laris manis.
Sita
langsung memburu langsung supplier kaos kaki itu. Ia juga menyewa jasa desainer
freelancer untuk mendesain kemasan kaos kakinya agar tampak berkelas.
Ia
juga menghire freelance fotografer untuk memotret produk-produknya ke
Instagram. Sebab elemen visualisasi amat krusial agar sukses berjualan di
Instagram.
Sita
bilang : IQ saya mungkin dibawah rata-rata. Tapi saya paham bagaimana memanfaatkan
keahlian orang lain untuk membesarkan bisnis saya.
Pesan
itu layak dikenang. Anda tidak perlu pandai dalam segala hal. Sebab Anda bisa
memanfaatkan kepandaian dan keahlian orang lain untuk membesarkan bisnismu.
Jualan
Sita dengan brand VoriaSocks kini makin laris. Omzetnya dalam sebulan bisa
tembus Rp 200 juta perbulan. Dengan profit margin sekitar 40%, ia bisa meraup
profit bersih hingga Rp 80 juta/bulan.
Sebuah
pencapaian yang masif untuk anak muda dengan usia baru 20 tahun. Dan harap
diketahui, Sita hanya lulus SMA. Ia tidak melanjutkan kuliah karena ya itu
tadi, skor IQ-nya pas-pasan.
Ada
orang dengan IQ pas-pasan bisa menjadi jutawan. Sebaliknya, ada orang dengan IQ
tinggi dan lulusan S1 tapi penghasilannya pas-pasan. Itulah misteri
kehidupan.
Untuk
sukses bisnis kadang yang dibutuhkan bukan sekedar kecerdasan akademik dan
bangku kuliah yang hanya teori belaka. Yang kadang lebih menentukan adalah
“kecerdasan jalanan” atau street smart.
Baca Selanjutnya Kisah Inspiratif Milioner Muda Indonesia Ketiga
0 comments:
Post a Comment